Senin, 04 Februari 2013

Berteduh Sebentar di Salary Island, Apa Salahnya? (Kalau Anda Masih Jadi Karyawan, Ya Jalani Saja!)

Share & Comment
Apa tajuk paling tepat untuk hidup ini kecuali adalah jebakan.
 
Kalau Anda suka menganggap hidup sebagai permainan, maka bergabunglah dengan Charles Buxton. Ia anggota parlemen dan juga seorang penulis. Charles yang hidup dalam kurun 18 November 1823 – 10 Agustus 1871, memberi tajuk akan hidupnya sendiri layaknya permaian, seperti catur: siapa yang berpikir panjang dialah yang menang.

Bilamana Charles masih hidup, barangkali saya akan bertanya, “Kenapa harus berpikir panjang, Uncle Charles?” Tapi dia sudah mengakhiri riwayat hidupnya di era jauh sebelum kelahiran saya.

Uncle Charles mengajak saya begitu pun Anda menjadi orang yang panjang pikir. Satu langkah ke depan, belum tentu berarti kemajuan. Sedetik kebahagiaan yang Anda rasakan, bisa-bisa berarti kesedihan. Jangan merasa nyaman sedetikpun, nasihat Uncle Charles.

Ajaran untuk berpikir panjang, ternyata juga disampaikan oleh David Magee. Lewat novel Life of Pi (2001) yang kemudian sukses divisualisasikan Ang Lee dengan penuh magic: ia sutradara pertama dari Asia yang menggondol dua piala Oscar Academy Award, cerita dalam novelnya memantrai saya pelan-pelan, untuk tidak merasa nyaman dengan hidup yang saya rasakan.

Jika saya peserta hipnoterapi lalu Ang Lee sebagai terapisnya, barangkali satu kalimat yang sering ia udarakan adalah:

“Berhati-hatilah….”
“Berhati-hatilah….”
“Berhati-hatilah…. Sebab hidup adalah ranjau.”

Tidak setiap kemasan yang membahagiakan berakhir dengan kebahagiaan pula. Tidak setiap pertolongan berakhir dengan keselamatan. Pi (atau dengan nama panjang Piscine Molitor) merasakan betul hal itu….

Pulau dalam Life of Pi

Berminggu-minggu di tengah laut setelah tragedi karamnya kapal Tsimtsum, Pi akhirnya menemukan pulau kecil. Anda yang sudah nonton filmnya, akan berkata, “Benar-benar dahsyat nih pulau.”

Berdiri di atas hamparan rumput laut, dengan pohon-pohon yang menjulang, mata Pi dibuat terpana. Bukan karena kecantikannya saja, melainkan juga pertolongan yang diberikan: di sinilah ia bisa rehat, mengistirahatkan tulang-tulang yang begitu capek setelah melawan ombak dengan bekal sekoci kecil saja.

Pi masuk ke pulau itu, menikmati rumput laut untuk mengisi perutnya, menaiki pohon untuk menghindari udara laut yang gersang.

Semula ia merasa nyaman, ini adalah pertolongan Tuhan,—Tangan Tuhan sedang turun, menggapai hamba kecil yang dulunya begitu murka. Namun kenyataannya, pulau yang di pagi hari berperan protagonist itu berubah menjadi antagonis. Di saat malam, air tawar berubah menjadi zat asam. Terdapat gigi manusia di dedaunan pohon yang ia singgahi, Pi menyimpulkan, pulau yang semula adalah penyelamat, ternyata tidak akan menyelamatkan dirinya. Sebaliknya, ia akan celaka jika berlama-lama hidup di dalamnya.

Setelah terjadinya episode penyelamatan, episode hidup berikutnya adalah tuntutan. Jika Anda tidak memahami tuntutan itu, maka episode penyelamatan pertama akan berubah menjadi jebakan.

Saya saat ini bekerja sebagai penulis. Begitulah profesi konkrit saya. Saya yang penulis, saya yang juga karyawan. Saya salaryman, orang yang digaji perbulan.

Jika menarik episode hidup saya hingga 5 tahun sebelumnya, maka profesi satu ini (karyawan, salaryman) adalah sebuah pertolongan. Saya tertolong: menjadi staff redaksi (salaryman) salah satu penerbit Yogyakarta dari Januari 2010 hingga Oktober 2011 membuat saya naik kasta. Saya menemukan karir dalam skala professional. Hingga di bulan kedua tahun 2013, saya tetap manusia dengan tajuk tertolong gara-gara status salaryman-nya.

Ibarat kata, saya dulunya mengarungi hidup dengan sekoci saja, medannya berombak, yang tentu sangat menghabiskan tenaga. Maka bertemu pulau bernama salary island membuat saya sedikit bernapas lega. Saya bisa merancang sedikit demi sedikit masa depan saya (termasuk rencana kuliah tahun ini). Namun di sisi lain, saya juga menemui ancamannya.

Pulau bernama salary island diam-diam ternyata adalah pulau beracun. Jika bertahan dengan polanya, Anda akan terperosok dalam bentuk hidup yang salah. Bukan selamat, malah Anda yang menghadapi kiamat lebih cepat.

Seberapa pun speed Anda sebagai seorang karyawan, tetap kalah dengan speed kebutuhan hidup Anda, demikian nasihat pelaku wirausaha. Saya hanya mendengarkan, walau pun diam-diam juga terbawa motivasi menjadi wirausaha.

Barangkali hari ini saya memang diselamatkan salary island, sebagaimana Pi yang diselamatkan pulau penuh meerkat. Seberacun apa pun pulai ini, tidak pantas saya dan Pi mengutuknya. Tidakkah saya dan Pi telah tertolong “rumput laut” sehingga perut saya ada isinya. Tidakkah saya dan Pi telah menikmati keindahannya yang membuat saya (dan Pi) rehat dari bayang-bayang ombak dan badai.

Maka saya hanya bisa mengingat Uncle Charles yang terus meminta saya (begitu pun juga Anda) untuk berikir panjang dalam hidup ini. Supaya permaian catur Anda menang, supaya hidup Anda menang. Sebab bagaimana pun, hidup ini penuh dengan jebakan.

Jika Anda masih karyawan, ya jalani saja. Sambil terus berusaha untuk menemukan pulau-pulau penyelamat berikutnya.

Yogyakarta, 4 Februari 2014
With Glory-glory Man. United Song.
Twitter: Naqib_najah
FB: Naqib Najah
Tags:

Written by

Penulis buku, tinggal di Yogyakarta. Twitter: @Naqib_Najah

  • Punya Materi Bagus Tapi Tidak Ada Waktu Menulis!

    Banyak dosen yang tidak mempunyai waktu untuk menulis, padahal, mereka punya materi yang sangat bermanfaat.

  • Saya menulis buku biografi!

    Saat ini buku sudah dilirik sebagai media dokumentasi hidup yang sangat positif. Anda butuh penulisan biografi?

  • Berapa Biaya Hidup di Jogja? (Feature Radio)

    Ini dia pertumbuhan biaya hidup di kota pelajar ini. Pengin tahu lebih lanjut?

  • Jogja Kian Macet! (Esai Foto)

    Januari 2014 lalu saya beserta tim membuat esai foto menyoroti pembangunan hotel dan tingkat kemacetan....

  • Pengin Bikin Iklan Produk dalam Bentuk Video? Murah Kok!

    Iklan dengan bentuk video ternyata terkesan beda. Banyak orang melakukan hal ini, tapi... berapa sih biayanya?

 

Paraqibma Video Project


Layaknya anak-anak seusianya, Akila sering menemukan masalah saat proses belajar. Mulai dari susah diminta mengerjakan PR, hingga kejenuhan dengan sistem belajar.

Apa yang terjadi pada Akila selanjutnya? Simak video iklan berikut: Quamon, mini project by Paraqibma.

Artikel Bisnis


Dizipoint menjadi jembatan antara pebisnis dan pasar online. Selain plaza online, Dizipoint juga menyediakan artikel-artikel bisnis bagi pengunjung.

Saya menulis artikel-artikel bisnis untuk plaza online tersebut. Silakan login di sini untuk membaca artikelnya.

New Aquarich (Coming Soon)

Copyright © New Paraqibma | Designed by Templateism.com