Sinopsis:
Purnama mempunyai banyak arti. Dulu saat kita
kecil, purnama berarti momen di mana orang tua akan memberi banyak cerita
kepada anaknya. Namun purnama di mata Maria adalah kesucian. Di saat purnama tiba, Maria akan menemui Sang Ratih, dewi bulan yang merupakan manifesto dari Hyang Widhi. Inilah
purnama Maria yang selalu ia habiskan di sebuah Pura.
***
I
Namanya Maria. Ia gadis Bali. Layaknya gadis keturunan
Pulau Dewata, ia penganut Agama Hindu sejak kecil. Ajaran Hindu mengalir begitu kental. Kedua orang
tuanya menganjurkan untuk berusaha mengikuti ajaran-ajaran Sang Hyang Widhi. Setiap
purnama tiba, Maria menyempatkan diri pergi ke Pura. Ia haturkan doa, mendekat
kepada Sang Pencipta.
II
Rabu (15/01/14) malam pukul 19:00 WIB, gadis ini berangkat
menuju Pura. Ia harus membeli canang sebelum menjalani prosesi sembahyang. Aku
sempat bertanya, apa itu canang?
Dan Maria menjawab, “Canang isinya bunga dan daun. Di Bali namanya porosan. Salah satu daun yang ada di dalam canang adalah pandan.”
Sejak di Jogja, Maria tinggal sebagai anak kost.
Ia tidak bisa menyiapkan canang sendiri. Oleh karenanya, ia membelinya dari
ibu-ibu yang biasa jualan di depan Pura.
III
Pura
Jagatnatha Banguntopo, Banguntapan, Bantul terlihat cukup ramai. Maria harus
antre untuk menunggu gilirannya masuk. Sambil menunggu, di bawah sinar purnama
yang kurang begitu tampak malam itu--Jogja diguyur hujan sejak sore--Maria menjelaskan
tata karma masuk Pura.
“Layaknya tempat persembahyangan lain, ketika kita masuk Pura, kita dituntut
membawa kesucian.”
Suci
tidak hanya dalam bentuk badan, namun yang terpenting adalah hati. Lanjutnya,
“Batin kita harus ditata dengan sebaik-baiknya.”
Di
Islam kita mengenal Wudlu, di Hindu kita mengenal air suci yang harus
dibasahkan di atas kepala sebelum masuk Pura.
IV
Maria
terlihat khusyuk saat prosesi sembahyang. Dalam filsafat Adwaita Wedanta,
Tuhan diyakini hanya satu namun orang
bijak menyebutnya dengan berbagai nama.
Filsafat
tersebut tidak mengakui dewa-dewi
sebagai Tuhan tersendiri atau makhluk yang menyaingi derajat Tuhan.
V
Ada
tiga macam unsur yang harus kita bawa saat bersembahyang di Pura.
Hindu
selalu mengajarkan tiga hal ini. Sesuatu yang sangat simpel, namun penuh akan
makna. Air, api, dan bunga…. Ya, tiga hal ini.
Air
diwakili oleh air suci yang kerap ditaburkan saat prosesi sembahyang. Api
diwakili oleh dupa. Dan terakhir adalah bunga yang Maria kemas dalam bentuk
canang.
Air
selalu menjadi prosesi paling terakhir. Di sinilah letak sebuah makna, manusia
mengandung unsur air yang sangat kuat. Kita lahir dari air (mani), orang Hindu
menaburkan air supaya kita kembali kepada fitrah yang benar.
VI
Namanya
Maria. Ia gadis Bali yang tahu betul arti Purnama. Ia akan kembali lagi pada
malam-malam purnama berikutnya. Selalu begitu.
Kenapa
harus mengistimewakan Purnama, Maria? Tanyaku.
“Sebab
di sinilah, Sang Ratih, yang adalah manifesto Hyang Widhi berada pada titik
kesempurnaan.”
Begitulah
Purnama bagi Maria….