Sabtu, 18 Januari 2014

Yang Indah Tapi Bukan Untuk Kita

Share & Comment



Saya bertemu dengan Bapak satu ini tanpa disengaja. Selasa, (7/01/13) kemarin, saya memang datang ke kantornya, penerbit Mitra Pustaka Nurani yang berlokasi di Jl. Bausasran. Tujuan utama saya adalah mengambil buku. Berdasarkan SMS seorang rekan, buku Compete And Win Globally yang memuat perjalanan Prof. Muhammad Akhyar Adnan selama mengajar di negeri jiran (minibiografi) sudah selesai cetak. Sebagai penulis, saya diberi hak lima buku. Selasa itu adalah hari saya untuk mengambil hak.

Saya datang tidak terlalu pagi. Sekitar pukul 10.30 WIB saya ada di kantor Mitra Pustaka, tepat di ruang tamu yang bersebelahan dengan private room miliknyatidak setiap hari ia ada di kantor. Ia seorang dosen, ia pun mempunyai kegiatan banyak di luar penerbit dan kampus. Seminggu, mungkin, hanya dua hingga tiga kali ia mengontrol usaha perbukuannya.

Ketika seorang karyawan mengatakan, "Mohon maaf, Mas, saya tidak dititipi pesan apa pun dari Bapak. Bagaimana kalau bukunya diambil besok," maka saya memohon pamit. Di luar ruangan, barulah saya melihat Prof. Akhyar. Ia sedang memarkir mobilnya. Lalu pintanya ketika melihat saya, "Mari masuk dulu, Naqib."

Ada obrolan yang cukup membuat hati saya tertohok. Selesai mempersilahkan saya duduk, dia menawarkan pekerjaan dengan detail cerita sebagai berikut:

"Bagaimana kabarnya, Naqib? Anda hilang lama sekali. Tiap saya SMS, balasnya lama sekali. Saya telepon, Anda tidak angkat," buka Prof. Akhyar. 

Saya memberi jawaban sesuai kondisi yang saya rasakan. Yang dimaksud obrolan pembuka itu adalah pertanyaan perihal kapan selesainya penulisan naskah biografi Wakil Bupati Gresik yang sudah berada di luar deadline. Mau bagaimana lagi, saya terbentur jadwal kuliah, beserta mood yang sangat susah diatur.

Topik pun berlanjut. Entah memaklumi problem saya atau tidak, ia melanjutkan penawaran proyek baru.

"Anda ini sebenarnya saya tunggu-tunggu. Bulan ini kami  ada rencana baru. Kami ingin menerbitkan biografi Indra Sjafri (pelatih timnas u-19). Kami sama-sama orang Padang, mudahlah untuk mendapatkan akses. Beliau juga sudah saya hubungi."

Saya manggut-manggut saja. Saya masih shock. Bukan karena tokoh dalam penaawaran itu, melainkan sadar akan kemampuan saya mengundur deadline.

"Kemarin beliau sudah saya SMS, dan bersedia untuk bertemu. Awalnya, saya pikir Anda yang cocok mengerjakan buku ini. Anda suka bola.... Namun karena Anda hilang begitu saja, ya mau gimana lagi. Hari ini saya sudah menghubungi pihak temen saya di KR (Kedaulatan Rakyat), namun belum deal juga."

***
April 2012 lalu, Freedom Films merilis film dengan tema sport. Film berjudul Touchback memberi gambaran kehidupan Scott Murphy yang sedang kesusahan. Sebagai mantan pemain football yang cukup jaya di masanya, ia justru merasakan kehidupan yang pontang-panting di masa pensiunnya.  (Simak refleksi lengkapnya di tulisan Mereka yang Berkeringat di Kehidupan Kedua.)

Di tengah kondisi itu, ia memikirkan masalahnya dengan bank. Ia petani miskin. Lahan pertaniannya sedang bermasalah. Di dalam kacamatanya--layaknya manusia biasa--ia melihat masalahnya dengan sebuah bank, kebutuhan hidup istri dan anaknya, serta bayangan gagal panen.

Namun jalan Tuhan ternyata berbeda. Ia sudah merencanakan hal besar yang tidak dilihat oleh kedua mata Murphy. Tuhan menggerakkan rekan-rekan Murphy. Mereka berdatangan, mempercepat panen kacang sebelum jatuh masa gagalnya.

***

Dalam kondisi menunda-nunda deadline, dari yang sebelumnya saya janji tuntas pada bulan Oktober namun sampai Januari 2014 ini belum juga masuk di final draft, saya seperti memposisikan diri layaknya Murphy.

Penulisan naskah biografi Wakil Bupati Gresik memang belum rampung. Namun pikiran saya sudah seperti di ambang kesusahan dengan bertanya-tanya, "Apa buku yang harus saya kerjakan setelah ini."--sudah risiko seorang self employed untuk menyiapkan pekerjaan berikutnya sebelum satu pekerjaan selesai.

Namun karena terlalu sering menanyakan hal itu, saya seperti orang susah saja. Padahal, kenyataannya tidak separah itu.

Diam-diam Tuhan mempunyai skenario yang cukup indah. Dia menggerakkan Prof. Akhyar dengan penerbitnya dengan menyiapkan tema biografi soal Indra Sjafri. Peluang membukukan pelatih satu ini cukup besar. Pertama karena faktor lokasi (dia sedang di Jogja bersama timnas u-19), kedua bargaining position yang dimiliki Prof. Akhyar.

Kondisi saya yang terlalu berpusing-pusing ria terhadap apa order menulis berikutnya, membawa saya pada sebuah ilustrasi: seorang pemain bola yang terlalu banyak berlari menguras tenaga, namun tidak tahu di mana posisi bola sebenarnya.

Saya pemain bola yang terlalu berlari-lari berharap mendapatkan bola. Namun tidak tahu cara dan sistem yang benar. Padahal di sisi lain, ada seorang pemain (gelandang, katakanlah demikian) yang sudah siap memberi saya umpan.

Sampai sejauh ini, saya tidak tahu apakah proyek itu jadi dilimpahkan kepada saya atau tidak. Toh demikian, saya mendapat 'cubitan' luar biasa dari Tuhan. Perjalanan khawatir akan kehabisan order menulis, ternyata dijawab Tuhan dengan disiapkannya jobs menulis yang luar biasa (walau, kembali, masih belum jelas untuk siapa rejeki menulis biografi itu. Saya, atau wartawan KR itu). 

Layaknya Murphy yang diberi kado manis di ujung kegelisahannya akan problem finansial, saya berusaha meyakin-yakinkan diri sendiri, bahwa Tuhan selalu ingin memberi yang manis-manis kepada hamba-Nya. Yang manis-manis.... Ya, yang manis! Sebab segala kekhawatiran tentang rezeki, seperti rasa takut anak kecil pasca memasuki gua hantu sebuah pasar malam: ilusi. 

Yogyakarta, 18 Januari 2014
 Sebagai nasihat diri sendiri
Tags: ,

Written by

Penulis buku, tinggal di Yogyakarta. Twitter: @Naqib_Najah

  • Punya Materi Bagus Tapi Tidak Ada Waktu Menulis!

    Banyak dosen yang tidak mempunyai waktu untuk menulis, padahal, mereka punya materi yang sangat bermanfaat.

  • Saya menulis buku biografi!

    Saat ini buku sudah dilirik sebagai media dokumentasi hidup yang sangat positif. Anda butuh penulisan biografi?

  • Berapa Biaya Hidup di Jogja? (Feature Radio)

    Ini dia pertumbuhan biaya hidup di kota pelajar ini. Pengin tahu lebih lanjut?

  • Jogja Kian Macet! (Esai Foto)

    Januari 2014 lalu saya beserta tim membuat esai foto menyoroti pembangunan hotel dan tingkat kemacetan....

  • Pengin Bikin Iklan Produk dalam Bentuk Video? Murah Kok!

    Iklan dengan bentuk video ternyata terkesan beda. Banyak orang melakukan hal ini, tapi... berapa sih biayanya?

 

Paraqibma Video Project


Layaknya anak-anak seusianya, Akila sering menemukan masalah saat proses belajar. Mulai dari susah diminta mengerjakan PR, hingga kejenuhan dengan sistem belajar.

Apa yang terjadi pada Akila selanjutnya? Simak video iklan berikut: Quamon, mini project by Paraqibma.

Artikel Bisnis


Dizipoint menjadi jembatan antara pebisnis dan pasar online. Selain plaza online, Dizipoint juga menyediakan artikel-artikel bisnis bagi pengunjung.

Saya menulis artikel-artikel bisnis untuk plaza online tersebut. Silakan login di sini untuk membaca artikelnya.

New Aquarich (Coming Soon)

Copyright © New Paraqibma | Designed by Templateism.com