Minggu, 06 Januari 2013

Terima Kasih Telah Memakai Parfum Hari Ini

Share & Comment
Ketika parfum telah berubah fungsi menjadi tukang cerita, maka bersiaplah mengenang segala yang manis dari setiap wewangian yang Anda cium.

Abu Ahmed, pemilik toko Stay Stylish, begitu cerdik memasukkan sebuah cerita ke dalam botol parfum. Di antara sekian produksi parfum yang ia hasilkan, mungkin M75 adalah salah satu merek parfum yang akan dinobatkan sebagai legenda. Warga Palestina memburunya setiap saat. Parfum ini seolah menjadi penghibur akhir tahun yang sempurna.

Jika Anda ingin belajar bagaimana menghibur orang lewat sebuah parfum, maka berguru kepada Abu Ahmed adalah saran yang sangat tepat.

Awalnya M75 merupakan nama sebuah roket yang ditembakkan tentara Hamas ke wilayah Israel di November 2012 kemarin. Roket yang handal, ia meluncur ke wilayah Israel dan menewaskan enam tentara. Hanya enam, tidak sebanding dengan 174 korban meninggal dari Palestina. Namun sekecil apa pun itu, berhasil menumpahkan darah Israel adalah kebanggan luar biasa.


Di penghujung tahun 2012, Abu Ahmed menaruh M75 sebagai nama parfumnya. Lewat langkah cerdasnya, ia kini membuat seluruh warga Palestina seolah mendengar cerita-cerita kemenangan di balik wewangian M75. Parfum tidak lagi berfungsi sebagai wewangian saja, namun juga tukang cerita, jembatan antara manusia dan cerita di balik moment-moment spesialnya.

Parfum M75

Seminggu terakhir, saya aktif menarik napas dalam-dalam sepanjang pulang kerja. Ketika naik ke lantai dua kost saya, seketika itulah dada saya akan kembang kempis. Wewangian yang dicampur aroma genting basah ini mengaduk-aduk memori indera penciuman saya. Sepertinya sudah pernah saya kenal, saya membatin.

Wewangian itu perlahan-lahan menyandera sebagian waktu saya. Saya disandera! Dipaksa mendatangi tetangga kost sambil menanyakan, “Kamar masnya pakek parfum apa ya?”

Bau mirip campuran aroma buah dan rempah-rempah mengajak saya untuk terus mengingat, tentang hari, sebuah episode, dan bayangan seseorang. Saya diam sejenak, namun ternyata wewangian itu cukup pandai menyampaikan sebuah cerita. Ingatan tentang hari, sebuah episode, dan bayangan seseorang akhirnya merajut menjadi sebuah dejavu, “Oh ya, Januari 2012,” saya mulai mengingatnya.

Dengan rebahan di atas kasur, saya mendengar cerita dejavu yang disampaikan wewangian itu.

Januari 2012, sebuah perjalanan awal. Ya, AWAL: awal untuk memulai targtet-target baru, menaruh harapan baru, dan tentunya, awal untuk menjalin sebuah hubungan. Hujan Desember ternyata membawa saya tidak hanya basah secara badan saja, melainkan secara kejiwaan juga. Desember yang hujan, Desember yang mempertemukan saya dengan seseorang, lalu mengawali hubungannya di bulan Januari.

Desember memang mempunyai tabiat pertemuan. Desember, Sagitarius, Pemanah, mempertemukan hujan dengan tanah, menjawab kerinduan hulu untuk mengalirkan air sungai ke muara, dan yang pasti, mempertemukan saya dengan “Perempuan Matahari”.

Desember, pemanah, memanah saya hingga jleb tersungkur di wilayah “Perempuan Matahari”. Maka terjadilah Januari 2012 sebagai awal sebuah hubungan.

Jika kolaborasi Desember dan Januari melahirkan aroma-aroma hujan membentur tanah, maka bukan aroma hujan ini yang membuat saya berdesir-desir ketika menciumi wewangian di sekitar kamar kost saya. Melainkan, wewangian parfum Perempuan Matahari.

Ia adalah jawaban ketika saya telah lama menunggu lahirnya sebuah hubungan. Ia, Perempuan Matahari, membuat saya mengenal abstraksi pertemuan rasa cinta seorang laki-laki dengan perempuan. Di tengah abstraksi perasaan itu, wangi-wangi yang saya cium dari parfumnya—saya kurang tahu merek parfumnya—menjadi souvenir yang luar biasa. Setiap kali saya bertemu dengannya, saya tidak membungkus cerita cerita manis tentang kejelasan perasaan dia terhadap saya, namun wangi itu cukup menjadi souvenir yang luar biasa. Dia, wangi itu, atau hal yang saya sebut souvenir, menjadi teman di tengah abstraksi peresaan itu.

Wangi yang luar biasa.

Sambil mendegar cerita dejavu yang disampian wewangian sekitar kamar kost saya, saya mengambil kertas kado bercorak batik berwarna hijau. Ada satu benda yang sangat momerable di dalamnya: sebotol minyak pijat dengan aroma herbal bermerek Herborist. Hanya sebotol minyak herbal, sederhana kan, namun tidak sesederhana aroma yang di kandungnya. Saya kerap menciuminya, selagi saya rindu kisah-kisah tentang Perempuan Matahari. Sebab tidak lain, botol tersebut saya peroleh darinya.

Jika dulu saya mendapati aroma segar ala parfum perempuan dari wewangian yang ditebarkan Perempuan Matahari, kini wewangian itu telah bercampur amisnya rasa rindu. Saya menciuminya sambil melihat kucuran darah. Tapi tidak setiap darah berarti luka. Anda, begitu pun saya, mengenal darah yang berarti kesungguhan, keberanian, dan sekali lagi, bukan luka.

Perempuan Matahari dan periode Januari awal tahun lalu menambahkan fungsi baru dari setiap pewangian. Mereka kini adalah tukang cerita yang handal. Meletakkan beberapa memori seseorang di setiap aroma yang ditebarkan.

Barangkali saya di minggu awal tahun ini menjadi Jean-Baptiste Grenouille. Pemuda miskin dalam film Perancis berjudul Parfume. Dia yang bekerja di penyamakan kulit, terpaksa harus disandera rasa penasaran yang luar biasa ketika mencium parfum di tengah perjalanannya ke kota. Saya memang Grenoulle, saya sibuk menggali memori di balik tebaran wewangian dari sekitar kamar kost saya. Kenangan yang tentunya mengarah kepada satu perempuan saja.

Jika M75 memperdengarkan cerita-cerita kemenangan warga Palestina, dan saya mendengar cerita Perempuan Matahari dari wewangian sekitar kamar kost saya, lalu apa cerita dari parfum Anda? Namun apa pun ceritanya, terima kasih saya untuk Anda yang menebar parfum hari ini. Anda, begitu pun Perempuan Matahari, telah menebar banyak cerita yang luar biasa.

Yogyakarta, Minggu 6 Januari 2013

Tags: ,

Written by

Penulis buku, tinggal di Yogyakarta. Twitter: @Naqib_Najah

  • Punya Materi Bagus Tapi Tidak Ada Waktu Menulis!

    Banyak dosen yang tidak mempunyai waktu untuk menulis, padahal, mereka punya materi yang sangat bermanfaat.

  • Saya menulis buku biografi!

    Saat ini buku sudah dilirik sebagai media dokumentasi hidup yang sangat positif. Anda butuh penulisan biografi?

  • Berapa Biaya Hidup di Jogja? (Feature Radio)

    Ini dia pertumbuhan biaya hidup di kota pelajar ini. Pengin tahu lebih lanjut?

  • Jogja Kian Macet! (Esai Foto)

    Januari 2014 lalu saya beserta tim membuat esai foto menyoroti pembangunan hotel dan tingkat kemacetan....

  • Pengin Bikin Iklan Produk dalam Bentuk Video? Murah Kok!

    Iklan dengan bentuk video ternyata terkesan beda. Banyak orang melakukan hal ini, tapi... berapa sih biayanya?

 

Paraqibma Video Project


Layaknya anak-anak seusianya, Akila sering menemukan masalah saat proses belajar. Mulai dari susah diminta mengerjakan PR, hingga kejenuhan dengan sistem belajar.

Apa yang terjadi pada Akila selanjutnya? Simak video iklan berikut: Quamon, mini project by Paraqibma.

Artikel Bisnis


Dizipoint menjadi jembatan antara pebisnis dan pasar online. Selain plaza online, Dizipoint juga menyediakan artikel-artikel bisnis bagi pengunjung.

Saya menulis artikel-artikel bisnis untuk plaza online tersebut. Silakan login di sini untuk membaca artikelnya.

New Aquarich (Coming Soon)

Copyright © New Paraqibma | Designed by Templateism.com