Ada prinsip hidup bernama ‘estafet’. Kerja
keras di tahap sebelumnya, akan berdampak pada hasil positif di babak
berikutnya. Secara lebih luas, prinsip ini biasa digambarkan dengan bekerja di
usia muda akan memudahkan seseorang menikmati kesejahteraan di usia senja.
Lebih mengerucut lagi, kerja keras di pagi hari, akan memudahkan seseorang
meraih energi di siang hari.
Konsepsi energi di dalam tubuh manusia berbeda
dengan konsep energi mesin. Di dalam perangkat mesin, jika terlalu banyak
memakainya, maka berbuntut pada keausan di tahap berikutnya.
“Jangan terlalu sering dipakai! Nanti aus,”
demikian bunyi sebuah larangan.
Apakah energi manusia juga demikian?
Ternyata tidak. Setiap kegiatan yang menguras
energi, mempunyai sistem akumulasi. Aktivitas yang kita jalani sebelumnya, secara
otomatis akan mengakumulasi jatah energi pada tahap berikutnya. Materi ini saya
tulis dalam buku Mood On (masih dalam proses editing oleh pihak penerbit).
Saya sering mempraktikkannya. Semakin saya memulai
aktivitas lebih dini, maka semakin semangat saya menjalani siang hari.
Sebaliknya, jika saya ‘molor ‘ di
pagi hari, dampaknya pada kurangnya efektivitas di siang hari.
Tentu tidak mudah menerapkan sistem akumulasi
energi tubuh ini. Butuh aturan-aturan tertentu supaya kita bertambah semangat
seiring banyaknya aktivitas yang sudah kita jalani. Di dalam buku Mood On, saya
menitikberatkan pada kondisi hati. Jika suasana hati (mood) kita pada high level, maka ada jaminan kita meraih
sistem akumulasi tersebut.
Perihal mood, ada tiga zona yang biasa
menjadi siklus suasana hati seseorang. Pertama adalah zona mood high (kondisi di mana suasana hati seseorang sedang
naik-naiknya. Seperti termotivasi, optimis mengerjakan sesuatu, dsb), kedua
adalah zona normal, dan ketiga zona mood
low (minder, pesimis, malas).
Energi manusia akan bersifat akumulasi ketika
dalam kondisi mood high. Sebagai contoh, kita bisa menyimak studi kasus di
bawah ini:
Karena berbagai macam alasan, Anda memilih
bangun lebih siang. Mungkin Anda malas untuk bangun pagi, atau bisa juga Anda terlalu
takut untuk melawan dingin. Namun kenyataannya, kondisi kesiangan ini justru
berdampak negatif bagi diri Anda. Seperti malas untuk memulai aktivitas, perasaan
seperti kehilangan sesuatu, dsb.
Keadaan tersebut berbanding terbalik ketika
Anda memutuskan untuk memulai aktivitas sejak pagi. Karena kesigapan Anda untuk
melawan dingin, Anda akhirnya mendapat energi lebih untuk menjalani aktivitas
pada jam delapan pagi.
Logikanya, orang yang bangun lebih siang,
semestinya mempunyai simpanan energy lebih banyak dibanding orang yang bangun
lebih pagi. Orang-orang yang bangun pagi sudah meluangkan energinya untuk
menyapu halaman rumah,merapikan draft laporan, menyiapkan sarapan, dan
aktivitas lainnya. Sementara orang yang bangun agak siang, tidak melakukan
aktivitas apa pun sebelumnya.
Orang yang Bangun Pagi (I)
|
Orang yang Bangun Siang (II)
|
Jam
|
Aktivitas
|
Jam
|
Aktivitas
|
05.00 WIB
|
Bangun
|
05.00 WIB
|
_______
|
06.00 WIB
|
Menyapu/menyiapkan sarapan
|
06.00 WIB
|
_______
|
07.00 WIB
|
Menyiapkan draft
|
07.00 WIB
|
_______
|
07.30 WIB
|
Berangkat kerja
|
07.00 WIB
|
_______
|
08.00 WIB
|
Berada di tempat kerja
|
08.00 WIB
|
Bangun
|
Sebagai
manusia biasa, Anda tentu tidak selamanya berada dalam kolom I. Ada masanya
Anda berada di kolom II dengan siklus bermalas-malasan seperti yang ada dalam
table di atas. Jika Anda sudah pernah merasakan keduanya, apa yang bisa Anda
simpulkan?
Banyaknya aktivitas ternyata tidak membuat
Anda kalah bugar dibanding orang-orang yang start aktivitasnya lebih siang. Kondisi
seperti ini hanya sebagian kecil ilustrasi sistem akumulasi energi.
Di dalam buku Mood On, untuk meraih mood high (yang merupakan syarat mendapatkan
sistem akumulasi energi), ada empat pos yang harus dijaga. Empat pos ini
bersifat estafet, yakni untuk meraih goal-nya,
kita harus benar-benar perhatian dengan masing-masing pos yang ada. Artinya,
kesuksesan menjaga pos di pagi hari, akan berlanjut pada kondisi positif di pos
berikutnya. Atau, kegagalan menjaga pos pertama, akan berujung pada kondisi negatif
pada pos berikutnya.
Empat pos tersebut berkisar pada kurun waktu:
5 pagi-10 jelang siang (untuk pos pertama), pukul 10 jelang siang-14.00 jelang
sore (untuk pos kedua), pukul 14.00 jelang sore-19.00 (pos ketiga), dan pukul
19.00-saat sebelum kita tidur.
Masing-masing pos mempunyai tantangan
berbeda. Seperti di pos pertama Anda akan ditantang untuk bangun lebih pagi, di
pos kedua Anda akan ditantang untuk beradaptasi dengan cuaca yang panas dan
minat bekerja yang mulai turun, di pos ketiga Anda akan ditantang untuk mengisi
sore hari dengan aktivitas santai namun berbobot, di pos terakhir Anda akan
ditantang untuk mengatur beban pikiran sehingga Anda bisa fokus di esok hari.
Dr. ‘Aidh Alqarni dalam buku La Tahzan pun
mempunyai pendapat yang sama. Semakin sering tubuh diajak beraktivitas, maka
semakin baik feedback yang akan bisa
diperoleh. Dr. ‘Aidh Alqarni sangat tidak menganjurkan kebiasaan mengosongkan
diri dari aktivitas. Sebab di situlah justru seseorang akan terjebak pada pola
yang salah. Bisa jadi, pola negatif itu berbentuk mood yang buruk.
Saya sedang berusaha keras mempraktikkan sistem
akumulasi energi ini. Saya sadar, ada kemampuan luar biasa yang bisa digali
dalam diri manusia. Termasuk adalah sistem akumulasi energi. Betapa sangat
menguntungkannya, sekian energi yang kita gunakan untuk aktivtas A ternyata
akan berdampak pada bonus energi pada aktivitas B. Begitu pun, energi yang
dikeluarkan pada aktivitas B, akan melahirkan bonus energi untuk aktivitas C.
Dan seterusnya.
Salah satu cara sederhana adalah, saya harus
bangun pagi, dilanjutkan saya harus tetap fokus di siang hari, kemudian tetap
beraktivitas di sore hari (entah dengan membaca, browsing data,) dan terakhir
saya harus tetap dalam kondisi bahagia di malam hari. Jika dalam satu hari itu
saya bisa menjaga langkah-langkah tersebut, saya siap mengunduh bonus di esok
hari.
Beberapa tahun terakhir, Garuda membuat satu
inovasi dengan melahirkan Garuda
Frequent Flyer (GFF). Bagi member GFF, setiap kali penerbangan,
pelanggan akan mendapatkan bonus atas jarak tempuh yang sudah dilakukan. Semakin
jauh penerbangan member, semakin besar bonus yang menanti. (Simak link ini
untuk membaca lebih lanjut fasilitas GFF.)
Tidak
perlu jauh-jauh. Di dalam tubuh kita, fasiitas GFF tersebut sudah tertanam
jauh-jauh hari. Maka sudah saatnya memulai kampanye, semakin banyak aktivitas
semakin besar akumulasi bonus energi yang akan kita dapat.