Selasa, 01 Oktober 2013

Semakin Sering Dipakai Semakin Baik

Share & Comment
Ada prinsip hidup bernama ‘estafet’. Kerja keras di tahap sebelumnya, akan berdampak pada hasil positif di babak berikutnya. Secara lebih luas, prinsip ini biasa digambarkan dengan bekerja di usia muda akan memudahkan seseorang menikmati kesejahteraan di usia senja. Lebih mengerucut lagi, kerja keras di pagi hari, akan memudahkan seseorang meraih energi di siang hari.
Konsepsi energi di dalam tubuh manusia berbeda dengan konsep energi mesin. Di dalam perangkat mesin, jika terlalu banyak memakainya, maka berbuntut pada keausan di tahap berikutnya.
“Jangan terlalu sering dipakai! Nanti aus,” demikian bunyi sebuah larangan.
Apakah energi manusia juga demikian?
Ternyata tidak. Setiap kegiatan yang menguras energi, mempunyai sistem akumulasi. Aktivitas yang kita jalani sebelumnya, secara otomatis akan mengakumulasi jatah energi pada tahap berikutnya. Materi ini saya tulis dalam buku Mood On (masih dalam proses editing oleh pihak penerbit).
Saya sering mempraktikkannya. Semakin saya memulai aktivitas lebih dini, maka semakin semangat saya menjalani siang hari. Sebaliknya, jika saya ‘molor ‘ di pagi hari, dampaknya pada kurangnya efektivitas di siang hari.
Tentu tidak mudah menerapkan sistem akumulasi energi tubuh ini. Butuh aturan-aturan tertentu supaya kita bertambah semangat seiring banyaknya aktivitas yang sudah kita jalani. Di dalam buku Mood On, saya menitikberatkan pada kondisi hati. Jika suasana hati (mood) kita pada high level, maka ada jaminan kita meraih sistem akumulasi tersebut.
Perihal mood, ada tiga zona yang biasa menjadi siklus suasana hati seseorang. Pertama adalah zona mood high (kondisi di mana suasana hati seseorang sedang naik-naiknya. Seperti termotivasi, optimis mengerjakan sesuatu, dsb), kedua adalah zona normal, dan ketiga zona mood low (minder, pesimis, malas).
Energi manusia akan bersifat akumulasi ketika dalam kondisi mood high. Sebagai contoh, kita bisa menyimak studi kasus di bawah ini:
Karena berbagai macam alasan, Anda memilih bangun lebih siang. Mungkin Anda malas untuk bangun pagi, atau bisa juga Anda terlalu takut untuk melawan dingin. Namun kenyataannya, kondisi kesiangan ini justru berdampak negatif bagi diri Anda. Seperti malas untuk memulai aktivitas, perasaan seperti kehilangan sesuatu, dsb.
Keadaan tersebut berbanding terbalik ketika Anda memutuskan untuk memulai aktivitas sejak pagi. Karena kesigapan Anda untuk melawan dingin, Anda akhirnya mendapat energi lebih untuk menjalani aktivitas pada jam delapan pagi.
Logikanya, orang yang bangun lebih siang, semestinya mempunyai simpanan energy lebih banyak dibanding orang yang bangun lebih pagi. Orang-orang yang bangun pagi sudah meluangkan energinya untuk menyapu halaman rumah,merapikan draft laporan, menyiapkan sarapan, dan aktivitas lainnya. Sementara orang yang bangun agak siang, tidak melakukan aktivitas apa pun sebelumnya.
Orang yang Bangun Pagi (I)
Orang yang Bangun Siang (II)
Jam
Aktivitas
Jam
Aktivitas
05.00 WIB
Bangun
05.00 WIB
_______
06.00 WIB
Menyapu/menyiapkan sarapan
06.00 WIB
_______
07.00 WIB
Menyiapkan draft
07.00 WIB
_______
07.30 WIB
Berangkat kerja
07.00 WIB
_______
08.00 WIB
Berada di tempat kerja
08.00 WIB
Bangun
 Sebagai manusia biasa, Anda tentu tidak selamanya berada dalam kolom I. Ada masanya Anda berada di kolom II dengan siklus bermalas-malasan seperti yang ada dalam table di atas. Jika Anda sudah pernah merasakan keduanya, apa yang bisa Anda simpulkan?
Banyaknya aktivitas ternyata tidak membuat Anda kalah bugar dibanding orang-orang yang start aktivitasnya lebih siang. Kondisi seperti ini hanya sebagian kecil ilustrasi sistem akumulasi energi.
Di dalam buku Mood On, untuk meraih mood high (yang merupakan syarat mendapatkan sistem akumulasi energi), ada empat pos yang harus dijaga. Empat pos ini bersifat estafet, yakni untuk meraih goal-nya, kita harus benar-benar perhatian dengan masing-masing pos yang ada. Artinya, kesuksesan menjaga pos di pagi hari, akan berlanjut pada kondisi positif di pos berikutnya. Atau, kegagalan menjaga pos pertama, akan berujung pada kondisi negatif pada pos berikutnya.
Empat pos tersebut berkisar pada kurun waktu: 5 pagi-10 jelang siang (untuk pos pertama), pukul 10 jelang siang-14.00 jelang sore (untuk pos kedua), pukul 14.00 jelang sore-19.00 (pos ketiga), dan pukul 19.00-saat sebelum kita tidur.
Masing-masing pos mempunyai tantangan berbeda. Seperti di pos pertama Anda akan ditantang untuk bangun lebih pagi, di pos kedua Anda akan ditantang untuk beradaptasi dengan cuaca yang panas dan minat bekerja yang mulai turun, di pos ketiga Anda akan ditantang untuk mengisi sore hari dengan aktivitas santai namun berbobot, di pos terakhir Anda akan ditantang untuk mengatur beban pikiran sehingga Anda bisa fokus di esok hari.
Dr. ‘Aidh Alqarni dalam buku La Tahzan pun mempunyai pendapat yang sama. Semakin sering tubuh diajak beraktivitas, maka semakin baik feedback yang akan bisa diperoleh. Dr. ‘Aidh Alqarni sangat tidak menganjurkan kebiasaan mengosongkan diri dari aktivitas. Sebab di situlah justru seseorang akan terjebak pada pola yang salah. Bisa jadi, pola negatif itu berbentuk mood yang buruk.
Saya sedang berusaha keras mempraktikkan sistem akumulasi energi ini. Saya sadar, ada kemampuan luar biasa yang bisa digali dalam diri manusia. Termasuk adalah sistem akumulasi energi. Betapa sangat menguntungkannya, sekian energi yang kita gunakan untuk aktivtas A ternyata akan berdampak pada bonus energi pada aktivitas B. Begitu pun, energi yang dikeluarkan pada aktivitas B, akan melahirkan bonus energi untuk aktivitas C. Dan seterusnya.
Salah satu cara sederhana adalah, saya harus bangun pagi, dilanjutkan saya harus tetap fokus di siang hari, kemudian tetap beraktivitas di sore hari (entah dengan membaca, browsing data,) dan terakhir saya harus tetap dalam kondisi bahagia di malam hari. Jika dalam satu hari itu saya bisa menjaga langkah-langkah tersebut, saya siap mengunduh bonus di esok hari.
Beberapa tahun terakhir, Garuda membuat satu inovasi dengan melahirkan Garuda Frequent Flyer (GFF). Bagi member GFF, setiap kali penerbangan, pelanggan akan mendapatkan bonus atas jarak tempuh yang sudah dilakukan. Semakin jauh penerbangan member, semakin besar bonus yang menanti. (Simak link ini untuk membaca lebih lanjut fasilitas GFF.)
Tidak perlu jauh-jauh. Di dalam tubuh kita, fasiitas GFF tersebut sudah tertanam jauh-jauh hari. Maka sudah saatnya memulai kampanye, semakin banyak aktivitas semakin besar akumulasi bonus energi yang akan kita dapat.
Tags:

Written by

Penulis buku, tinggal di Yogyakarta. Twitter: @Naqib_Najah

  • Punya Materi Bagus Tapi Tidak Ada Waktu Menulis!

    Banyak dosen yang tidak mempunyai waktu untuk menulis, padahal, mereka punya materi yang sangat bermanfaat.

  • Saya menulis buku biografi!

    Saat ini buku sudah dilirik sebagai media dokumentasi hidup yang sangat positif. Anda butuh penulisan biografi?

  • Berapa Biaya Hidup di Jogja? (Feature Radio)

    Ini dia pertumbuhan biaya hidup di kota pelajar ini. Pengin tahu lebih lanjut?

  • Jogja Kian Macet! (Esai Foto)

    Januari 2014 lalu saya beserta tim membuat esai foto menyoroti pembangunan hotel dan tingkat kemacetan....

  • Pengin Bikin Iklan Produk dalam Bentuk Video? Murah Kok!

    Iklan dengan bentuk video ternyata terkesan beda. Banyak orang melakukan hal ini, tapi... berapa sih biayanya?

 

Paraqibma Video Project


Layaknya anak-anak seusianya, Akila sering menemukan masalah saat proses belajar. Mulai dari susah diminta mengerjakan PR, hingga kejenuhan dengan sistem belajar.

Apa yang terjadi pada Akila selanjutnya? Simak video iklan berikut: Quamon, mini project by Paraqibma.

Artikel Bisnis


Dizipoint menjadi jembatan antara pebisnis dan pasar online. Selain plaza online, Dizipoint juga menyediakan artikel-artikel bisnis bagi pengunjung.

Saya menulis artikel-artikel bisnis untuk plaza online tersebut. Silakan login di sini untuk membaca artikelnya.

New Aquarich (Coming Soon)

Copyright © 2025 New Paraqibma | Designed by Templateism.com