Rabu, 09 Oktober 2013

Memilih Jarak Dekat atau Jauh?

Share & Comment
Niki Lauda (kiri) dan James Hunt (kanan)
Cerita tentang hidup dengan disiplin tinggi dan hidup liar tanpa aturan ternyata selalu berjalanan beriringan. Garis bawahi kata beriringan. Dalam arti, di sudut tertentu akan ada orang-orang yang memuja arti sebuah disiplin. Hidup yang teratur, bagi kelompok satu ini, menjadi kunci utama meraih ‘puncak’ yang diinginkan.
Namun di sisi yang berbeda, ada orang-orang yang mengagumkan kebebasan. Seperti jargon mereka, hidup hanya untuk bersenang-senang, maka definisi kesuksesan bagi mereka pun sangatlah pragmatis.
Di dalam film Rush, Ron Howard menghadirkan dua sisi itu di dalam satu frame. Niki Lauda mewakili pihak yang disiplin, James Hunt berdiri pada kubu yang hidup sesuka hati. Hebatnya, tidak ada judgment yang bersifat membela pihak disiplin dan pihak yang liar.  
***
Di dalam perjalanan hidup, kita mengenal dua macam kebutuhan. Pertama berkaitan dengan hal-hal yang bersifat pragmatis. Kedua berkaitan dengan kebutuhan jangka panjang. Lebih luas lagi, kesuksesan pun mengenal dua poin ini. Istilah pragmatisme dan cita-cita jangka panjang juga berlaku pada lingkup kesuksesan. Ada orang-orang yang lebih fokus pada kesuksesan-kesuksesan pragmatis: jika ia bisa bahagia esok hari atau mempunyai teman yang bisa diajak jalan-jalan setiap saat, maka di situlah letak kesuksesannya. Ada juga yang mengarahkan pandangnya ke cita-cita jangka panjang: jika ia belum bisa membangun rumah, atau menaikkan haji kedua orang tua, maka ia belum bisa dikatakan sukses.
James Hunt dalam film Rush mengajarkan cara menikmati hidup dengan sudut pandang yang pragmatis. Ia tidak ambil pusing dengan kompetisi. Membalap baginya hanya sekadar proses pembahagiaan diri. Tuturnya, “Satu-satu hal yang bisa membahagiakan saya adalah membalap.” Maka ia menstop tujuan balapannya kecuali hanya untuk meraih kebahagiaan, tanpa memikirkan karir balapnya lebih panjang.
Hunt, jika sudah selesai membalap, akan bergabung dengan teman-temannya untuk menghabiskan malam di bar. Kehidupannya dikelilingi oleh wanita. Dengan teman yang banyak dan wanita yang selalu bisa dikencanina, ia berpikir bahwa itulah kesuksesan baginya.
Apa yang dialami Hunt sama sekali tidak terjadi pada diri Lauda. Ia melihat hidup dengan sudut pandang yang serius. Kompetisi baginya adalah segalanya. Oleh karenanya, ketika kali pertama mendapatkan tim di ajang Formula 1, ia berpikir keras untuk merombak mobil yang berkelas medioker menjadi tunggangan sekelas Ferrari.
Lauda tidak mengenal kebahagiaan yang bersifat pragmatis. Istilahnya, jika hari ini ia bisa tertawa puas, belum tentu itu adalah kebahagiaan yang nyata. Bisa jadi itu adalah pancingan Tuhan apakah kita terlena dengan nikmat yang ada, atau bersedia berjuang lagi untuk kompetisi berikutnya.
Di dalam film biografi ini, Ron Howard selaku sutradara membuat satu scene yang cukup describable untuk meninjau Lauda dan kehidupan anti pragmatisnya. Di malam pertama pernikahan Lauda, ketika ia tidur bersama istrinya, tiba-tiba ia bangun. Lauda tidak bisa tidur nyenyak waktu itu. Pikirannya mengarah kepada kompetisi. Di saat ia menatap keluar dinding kaca rumahnya, istri Lauda bertanya, “Ada apa?” dan jawab Lauda, ia tidak boleh larut di dalam sebuah kebahagiaan.
Mana yang lebih hebat antara fokus pada kehidupan yang pragmatis atau berpikir jangka panjang?
Howard tidak ingin melakukan judgment. Ia hanya membuat frame yang berisi dua tokoh beda habit itu. Di frame pertama, dengan Lauda sebagai pemerannya, terdapat beberapa catatan yang berisi prestasi-prestasi Lauda. Seperti meraih gelar juara F1 pada tahun 1975, 1977 dan 1984.
Di frame kedua, Howard menunjukkan kenikmatan hidup Hunt dengan banyaknya teman, gaya hidup yang cenderung berfoya-foya, meraih gelar juara F1 pada tahun 1976, serta pensiun dini di tahun 1979 ketika usianya baru menginjak 32 tahun.
Howard menggambarkan, karakter liar Hunt akhirnya berujung pada ajal yang datang lebih cepat. Ia meninggal di usia 45 tahun. Hunt yang garang di arena balap, menyerah oleh serangan jantung yang membuatnya dimakamkan pada tahun 1993. Sementara Lauda dengan keseriusannya menanggapi hidup, mendirikan maskapai Lauda Air yang menjadi armada bisnisnya di luar arena balap.
***
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita akan bertanya, “Di manakah letak kebahagiaan seseorang?”
Menjawab pertanyaan ini, tentu butuh sudut pandang yang lebih luas. Kebahagiaan Hunt bukanlah kebahagiaan bagi Lauda. Kebahagiaan Hunt terletak pada gelak tawanya bersama para wanita. Sementara kebahagiaan Lauda mengalir ketika otaknya berpikir keras mengenai kompetisi esok hari.
Khusus untuk Lauda, kita akan menangkap sebuah paradoks. Bagaimana mungkin kebahagiaan terletak pada diri seseorang yang selalu berwajah serius? Bagaimana mungkin seseorang merasakan kebahagiaan di tengah kesibukannya yang terkesan menjenuhkan? Bukankah cemberut adalah sedih, dan senyum adalah simbol kebahagiaan?
Namun Lauda membuktikan kebenaran itu. Tentang kebahagiaan yang tidak harus ditempuh lewat senyum. Tentang arti bahagia yang tidak harus diperjuangkan dengan cara berhura-hura.
Jika suatu saat Anda menonton film ini, dan kebetulan Anda begitu fokus dengan Lauda, maka jangan takut untuk meraih kebahagiaan lewat jalur bersusah payah. Begitu pun, ketika Anda sangat fokus dengan Hunt, tempuhlah kebahagiaan Anda lewat gelak tawa. Asal Anda tetap berpikir, Tuhan suka memainkan games di dunia ini. Siapa tahu, tawa Anda adalah tangis esok hari.
Hunt atau Lauda? Bertemanlah dengan keduanya.
Yogyakarta, 09 Oktober 2013
Tags:

Written by

Penulis buku, tinggal di Yogyakarta. Twitter: @Naqib_Najah

  • Punya Materi Bagus Tapi Tidak Ada Waktu Menulis!

    Banyak dosen yang tidak mempunyai waktu untuk menulis, padahal, mereka punya materi yang sangat bermanfaat.

  • Saya menulis buku biografi!

    Saat ini buku sudah dilirik sebagai media dokumentasi hidup yang sangat positif. Anda butuh penulisan biografi?

  • Berapa Biaya Hidup di Jogja? (Feature Radio)

    Ini dia pertumbuhan biaya hidup di kota pelajar ini. Pengin tahu lebih lanjut?

  • Jogja Kian Macet! (Esai Foto)

    Januari 2014 lalu saya beserta tim membuat esai foto menyoroti pembangunan hotel dan tingkat kemacetan....

  • Pengin Bikin Iklan Produk dalam Bentuk Video? Murah Kok!

    Iklan dengan bentuk video ternyata terkesan beda. Banyak orang melakukan hal ini, tapi... berapa sih biayanya?

 

Paraqibma Video Project


Layaknya anak-anak seusianya, Akila sering menemukan masalah saat proses belajar. Mulai dari susah diminta mengerjakan PR, hingga kejenuhan dengan sistem belajar.

Apa yang terjadi pada Akila selanjutnya? Simak video iklan berikut: Quamon, mini project by Paraqibma.

Artikel Bisnis


Dizipoint menjadi jembatan antara pebisnis dan pasar online. Selain plaza online, Dizipoint juga menyediakan artikel-artikel bisnis bagi pengunjung.

Saya menulis artikel-artikel bisnis untuk plaza online tersebut. Silakan login di sini untuk membaca artikelnya.

New Aquarich (Coming Soon)

Copyright © New Paraqibma | Designed by Templateism.com