Senin, 10 Juni 2013

Lapangan yang Setumpuk Buku untuk Luke

Share & Comment

Berawal dari kegagalannya di lapangan golf, Luke Chilsolm menemukan seluk hidup sebenarnya. Hari itu, lapangan golf yang sebenarnya sangat murka baginya, menjadi gerbang awal mengenal surga hidup sesungguhnya.
Mengunjungi sebuah lapangan menjadi cara sederhana untuk mengenal hidup. Bagaimana arti hidup sebenarnya? Kunjungi saja lapangan olahraga. Nikmati sajian kompetisi, maka sekeluarnya dari gerbang lapangan Anda akan tahu sendiri, seperti apa hidup itu.
Paula Radcliffe atau yang bernama panjang Paula Jane Radcliffe pernah mengudarakan statement perihal kompetisi dan arti lapangan yang luar biasa. Radcliffe sampai saat ini masih memegang rekor dunia untuk kategori lari marathon (42.195 kilometer) dengan catatan waktu 02:15:25 jam. Ia menggenggam trofi London Marathon pada tahun 2002, 2003, dan 2005. Begitu pun, pada tahun 2004, 2007, dan 2008, ia telah memenangi Marathon New York, padahal ia sendiri adalah pengidap asma.
Radcliffe yang luar biasa, menganjurkan kita untuk mengajak anak-anak datang ke lapangan. Sebab di lapangan, “Anak-anak dapat tahu bahwa jika mereka bekerja dan berlatih keras, mereka akan melihat cerminan sejati tentang usaha mereka.
Kalimat itu ia tuturkan pada tahun 2005, ketika kali pertama meraih medali emas di kejuaraan internasional. Sebenarnya, Radcliffe mengucapkannya dalam rangka peneguhan untuk bertindak sportif. Radcliffe atlet yang gigih memerangi doping. Lapangan adalah cermin sportivitas, itu sudah harga mati.
Lapangan memang cermin. Radcliffe belajar tentang hidup begitu banyak. Jika Radcliffe melihat bayangan sportivitas dan arti sebuah kompetisi dari lintasan larinya, maka Luke Chilsolm melihat hamparan lapangan golf sebagai cara menjalani hidup dengan hati.
Luke Chilsolm dalam novel Golf's Sacred Journey karya Dr. David Lamar Cook tidak lain adalah pegolf muda yang kaya akan pundi-pundi pujian—pada tanggal 2 September 2011, Matt Russell mengemas ulang novel tersebut menjadi sajian visual. Russell mengangkat novel David Lamar Cook dalam bentuk layar lebar dengan judul Seven Days in Utopia.
Mungkin karena background pendidikan David Cook yang seorang psikolog, di dalam novel Golf's Sacred Journey, lapangan golf akhirnya berubah menjadi lembaran buku hidup yang luar biasa bagi Luke. David Cook diam-diam mengudarakan prinsip rhytm, balance, dan patient. Mengerti ritme, melahirkan keseimbangan, memunculkan kesabaran menjadi kunci meraih puncak. Jika tidak mampu mengenggam tiga poin itu, seperti halnya Luke, ia pun menuai kegagalan dalam permainan golfnya.
Melihat sebuah pertandingan membuat kita tahu langkah-langkah untuk berkompetisi. Tahu cara berkompetisi mengantarkan kita tahu seluk jalan hidup ini.
***
Hari itu menjadi hari yang buruk bagi Roberto Mancini. Rhytm, balance, dan patient hilang dari komponen karirnya. Bahwa olahraga adalah intuisi untuk bagaimana menempatkan diri, bersikap, dan berkomunikasi, kurang begitu terlihat dari hari-harinya di Manchester.
Ia datang pada 19 Desember 2009. Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan memberinya durasi kontrak taga tahun setengah untuk menguatkan City sebagai salah satu penghuni The Big Four Liga Inggris. Permainan menawan yang diakhiri trofi Liga Inggris musim 2011/2012 membuatnya mendapat kontrak baru berdurasi lima tahun pada 9 Juli 2012. Namun 13 Mei kemarin, menjadi ending buruk dari segala pemberian tersebut. Pemecatan menjadi putusan mengejutkan baginya.
Tidak adanya keseimbangan (balance) untuk mendinginkan ruang ganti, hilangnya ritme (rhytm) untuk mengatur mental pemain dalam menghadapi kekalahan, menjadi salah satu faktor utama kegagalannya di City—ia gagal bukan karena faktor teknis, hal-hal non teknis di luar lapangan mengacaukan catatan kemenangannya bersama City yang sebenarnya tidak terlalu buruk.
Craig Bellamy menulis konfliknya dengan Mancio lewat buku biografi berjudul GoodFella:
“Anda bisa berjalan melewatinya dan dia bahkan tidak mau menyapa. Tidak butuh waktu lama untuk menimbulkan gesekan antara aku dan Roberto. Dia tidak bisa mengerti mengapa aku tidak berlatih setiap hari. Dia bilang aku harus berlatih setiap hari, sementara jawabku, tidak bisa karena imbas cedera dalam diri saya. Dia bilang aku harus melakukan sesi latihan ganda – Pagi dan sore – dan aku bilang tidak bisa.”
Mantan winger Manchester City, Dennis Tueart berkomentar:
"Dia terlalu banyak memiliki citra yang jatuh terhadap orang-orang di klub ini, hal-hal seperti akhirnya menghantuinya. Klub masih membelanya saat ia berselisih dengan Carlos Tevez dan Mario Balotelli. Tapi akan ada masanya di mana Anda bertanya mungkin orang lain mampu menangani pemain dengan lebih baik.”
Dennis Tueart yang saat ini menjabat sebagai direktur klub, melanjutkan, sukses tidak hanya ditempuh melalui kinerja yang baik (teknis) namun juga faktor-faktor lain yang membuat kita bisa diterima lingkungan kerja.
Saya seorang pengusaha dan hal pertama yang harus Anda pelajari adalah jika Anda tidak memiliki kekompakan dengan rekan kerja Anda, maka Anda tidak punya kesempatan.
***
Semula, Luke yang tidak lain adalah pegolf kaya pujian berkat talenta hebatnya di usia meda, sangat mengandalkan emosi untuk melangkahkan namanya menuju juara. Kenyataannya, Luke gagal meraih itu. Emosi yang ada di kepala tidak didukung keseimbangan ritme permainan. Ia bahkan tertangkap kamera beradu mulut dengan ayahnya. Ia frustrasi, lalu kabur menuju Utopia. Beruntung di wilayah Texas itu ia bertemu Johnny Crawford. Ucapan, falsafah hidup, dan cara kerja Johnny Crawford telah membawa Luke untuk mendalami rhytm, balance, dan patient: tri darma hidup dan olah raga. Lapangan golfpun berubah menjadi lembaran kajian hidup untuknya.
Tiga komponen itu, barangkali adalah tri darma penunjang kualitas teknis seseorang. Untuk meraih puncak tidak hanya dibutuhkan kemampuan teknis saja, melainkan sisi non teknis juga. Lalu ketika hidup tidak selamanya perihal kualitas teknis, sudah berapa lama kita mengasah kemampuan non teknis kita?
Lapangan telah mengajarkan strategi attacking atau defending. Mancini mendapatkan pelajaran itu dari lapangan bola. Namun rupanya Mancini kurang begitu mendapatkan teori komunikasi dari lapangan hijau. Ia tidak sesukses Luke dalam mengubah lapangan hijau menjadi buku-buku hidup penuh makna. Tampaknya Mancini harus benar-benar mencatat nasihat Dennis Tueart yang lebih tua 15 tahun darinya, "Untuk menjadi sukses Anda tidak hanya membutuhkan filosofi kerja yang baik, tetapi Anda pun perlu merangkul kepercayaan orang-orang sekitar.
Yogyakarta, 10 Juni 2013


Tags: , ,

Written by

Penulis buku, tinggal di Yogyakarta. Twitter: @Naqib_Najah

  • Punya Materi Bagus Tapi Tidak Ada Waktu Menulis!

    Banyak dosen yang tidak mempunyai waktu untuk menulis, padahal, mereka punya materi yang sangat bermanfaat.

  • Saya menulis buku biografi!

    Saat ini buku sudah dilirik sebagai media dokumentasi hidup yang sangat positif. Anda butuh penulisan biografi?

  • Berapa Biaya Hidup di Jogja? (Feature Radio)

    Ini dia pertumbuhan biaya hidup di kota pelajar ini. Pengin tahu lebih lanjut?

  • Jogja Kian Macet! (Esai Foto)

    Januari 2014 lalu saya beserta tim membuat esai foto menyoroti pembangunan hotel dan tingkat kemacetan....

  • Pengin Bikin Iklan Produk dalam Bentuk Video? Murah Kok!

    Iklan dengan bentuk video ternyata terkesan beda. Banyak orang melakukan hal ini, tapi... berapa sih biayanya?

 

Paraqibma Video Project


Layaknya anak-anak seusianya, Akila sering menemukan masalah saat proses belajar. Mulai dari susah diminta mengerjakan PR, hingga kejenuhan dengan sistem belajar.

Apa yang terjadi pada Akila selanjutnya? Simak video iklan berikut: Quamon, mini project by Paraqibma.

Artikel Bisnis


Dizipoint menjadi jembatan antara pebisnis dan pasar online. Selain plaza online, Dizipoint juga menyediakan artikel-artikel bisnis bagi pengunjung.

Saya menulis artikel-artikel bisnis untuk plaza online tersebut. Silakan login di sini untuk membaca artikelnya.

New Aquarich (Coming Soon)

Copyright © 2025 New Paraqibma | Designed by Templateism.com