Kamis, 20 November 2014

Ketika Kesombongan Tidak Lagi Relevan

Share & Comment

Begitu mudah menjadi orang sombong. Namun butuh upaya untuk menjadi rendah hati.

Saat pertama kali bertemu Lubis Grafura, statemen yang terlontar dari mulut saya adalah, sifat sombong kadang diperlukan dalam diri seseorang. Lubis Grafura yang pada tahun 2007 silam saya temui dalam rangka mencari nasihat tentang dunia tulis menulis, mengiyakan statemen tersebut. Bahwa sombong memang perlu.

Uli Hoeness ketika menjabat sebagai manajer klub Bayern Munchen, sengaja menjadikan kesombongan sebagai salah satu cara untuk mencitrakan klub. Hoeness tidak peduli dengan orang lain. Meskipun pelatih Munchen saat itu (1998), Ottmar Hitzfeld terang-terang tidak menyukai citra tersebut.

"Jangan pongah, bersikaplah sederhana," nasihat Hitzfeld kepada para pemainnya. Bersikap sederhana tentu bukanlah senada dengan frame sombong dan angkuh yang sudah dibangun oleh Hoeness.*

Alex Ferguson pun tahu betul arti kesombongan bagi timnya. Ketika Manchester United ditahan imbang 1-1 oleh Juventus di kandang sendiri pada leg pertama semifinal Piala Champions 1998/1999 (7/4/99), Fergie bukan malah menunduk. Sebaliknya, komentar bernada pongah dilontarkan Fergie.

"Kalau ingin mengalahkan kami, Juventus harus bisa lari jutaan mil," tegas Fergie. Kesombongan Fergie membuahkan hasil. Laga kedua yang digelar 21 April 1999 berakhir dengan skor 2-3. MU lolos ke partai final. Keane, Yorke dan Andy Cole melumpuhkan harapan Juve di hadapan pendukung sendiri.

Sombong memang perlu. Siapa pun bisa melakukannya. Asal tetap sadar, bahwa hanya mereka yang "punya kuasa" yang nantinya tidak malu karena kepongahannya. Sebaliknya, kesombongan tanpa "kuasa" hanya akan menjadikan bumerang belaka.

Valentino Rossi telah melalui beragam siklus selama berkompetisi di ajang balap. Ia pernah menjadi rising star pada awal era milenium. Kemunculannya dari kelas 250cc (dengan predikat juara dunia tahun 1999) membuat para rider lain mulai ketar-ketir. Terlebih ia sering melakukan selebrasi beraroma pongah saat memenangi race, meski masih di level kelas 250cc. Namun Rossi tidak peduli dengan hal itu. Kemenangan yang dia raih (tanpa peduli levelnya) layak dirayakan. Sebab dia tahu, dia akan menjadi besar.

Pada level kelas utama, Rossi mampu membutikan kuasanya. Menduduki posisi runner up di musim pertama (2000), Rossi kemudian sukses menyabet gelar juara dunia lima tahun berturut-turut (2001/500cc, 2002, 2003, 2004, 2005), ditambah dua gelar juara dunia lagi (2008 dan 2009) sehingga menggenapi sembilan gelar juara dunia yang pernah ia raih. Itu adalah musim yang "pongah" bagi The Doctor. Hingga perlahan-lahan, usia mengajari Rossi cara menikmati kompetisi dengan watak yang lain.

Tidak mudah bagi Rossi menerima kenyataan bahwa muncul pembalap-pembalap muda yang merobohkan kekuasaannya. Jorge Lorenzo menghancurkan mimpi juara dunia Rossi di tahun 2010.Tidak hanya merobohkan kekuasaanya di MotoGP, Lorenzo juga sedikit menggeser posisi "anak emas" di tim Yamaha Factory.

Lebih menyedihkan lagi, perjudiannya di Ducati tidak berbuah panen raya. Periode dua tahun di Ducati tidak ubahnya pembetulan bagi banyak pihak, bahwa Rossi memang sudah habis. Namun kerendahan hati itu membawa Rossi pencerahan.

"Anda harus melupakan semua kemenangan yang telah Anda dapatkan pada tahun-tahun sebelumnya dan memiliki kerendahan hati," tutur Rossi usai menutup musim 2014 dengan status runner up.

Dengan alas kerendahan hati, Rossi rela menempatkan dirinya layaknya pembalap baru. Ia tidak mau mengingat kesuksesan di masa lalu. Sebaliknya, ia ingin melihat kenyataan yang ada di masa kini. Persaingan kian ketat, dan mengandalkan kepongahan karena prestasi masa lalu tidak akan memberi untung banyak.

"Kalau Anda terus-terusan mengenang kesuksesan Anda di masa lalu dan mengatakan 'saya telah memenangi sembilan gelar juara dunia dan lebih dari 100 balapan', maka lebih baik Anda tinggal di rumah saja," sambungnya. Kompetisi MotoGP 2014 telah dilalui Rossi dengan watak yang berbeda. Ia tidak butuh predikat (yang ia sandang di masa lalu), ia hanya butuh kenyataan masa kini.

Rumus kerendahan hati memang menjadi kunci kesuksesan seseorang. Di dalam agama Islam ditekankan, la yanalul ilma almustahyi walal mustakbir. Orang-orang yang pemalu dan sombong tidak akan mendapatkan aliran ilmu. Maka tepat apa yang dijalankan VR46. Setelah melalui musim yang pongah dengan segala kemewahannya, maka saatnya menunduk sebentar untuk melupakan kejayaan dan hanya mengingat kerja keras.

Maka begitu mudah menjadi orang sombong. Namun butuh upaya untuk menjadi rendah hati. Begitu mudah untuk berkoar-koar tentang kemampuan yang kita punya, namun butuh upaya untuk mengakui kekurangan yang ada saat ini.

Sebagai penutup, sebuah tweet menarik dilontarkan seorang teman lewat akunnya. Tulisnya, "Langit tidak perlu menjelaskan kalau dirinya tinggi. People know you're good if you're good." Tanpa perlu mengatakannya dengan pongah.

Yogyakarta, 20 November 2014

_______
* Sindunata dalam buku Air Mata Bola.

Tags: , ,

Written by

Penulis buku, tinggal di Yogyakarta. Twitter: @Naqib_Najah

  • Punya Materi Bagus Tapi Tidak Ada Waktu Menulis!

    Banyak dosen yang tidak mempunyai waktu untuk menulis, padahal, mereka punya materi yang sangat bermanfaat.

  • Saya menulis buku biografi!

    Saat ini buku sudah dilirik sebagai media dokumentasi hidup yang sangat positif. Anda butuh penulisan biografi?

  • Berapa Biaya Hidup di Jogja? (Feature Radio)

    Ini dia pertumbuhan biaya hidup di kota pelajar ini. Pengin tahu lebih lanjut?

  • Jogja Kian Macet! (Esai Foto)

    Januari 2014 lalu saya beserta tim membuat esai foto menyoroti pembangunan hotel dan tingkat kemacetan....

  • Pengin Bikin Iklan Produk dalam Bentuk Video? Murah Kok!

    Iklan dengan bentuk video ternyata terkesan beda. Banyak orang melakukan hal ini, tapi... berapa sih biayanya?

 

Paraqibma Video Project


Layaknya anak-anak seusianya, Akila sering menemukan masalah saat proses belajar. Mulai dari susah diminta mengerjakan PR, hingga kejenuhan dengan sistem belajar.

Apa yang terjadi pada Akila selanjutnya? Simak video iklan berikut: Quamon, mini project by Paraqibma.

Artikel Bisnis


Dizipoint menjadi jembatan antara pebisnis dan pasar online. Selain plaza online, Dizipoint juga menyediakan artikel-artikel bisnis bagi pengunjung.

Saya menulis artikel-artikel bisnis untuk plaza online tersebut. Silakan login di sini untuk membaca artikelnya.

New Aquarich (Coming Soon)

Copyright © New Paraqibma | Designed by Templateism.com