Orang-orang yang polos mempunyai jalan hidup sendiri. Mereka
seperti menata hidup dengan kejujuran, keibaan serta kepoloaannya. Tiga hal
tersebut manjadi batu bata yang membedakan kastil hidup mereka dengan manusia
lainnya.
Pinokio lahir dari harapan lelaki tua yang ingin hari-hari
senjanya diramaikan oleh seorang anak. Harapan yang jujur, dan hiduplah Pinokio
yang tak kalah jujur.
Salah satu bagian cerita yang paling menarik dari Pinokio,
ketika ia naik di atas panggung demi menyelamatkan boneka kayu dari sergapan
prajurit jahat. Padahal, itu semua hanya pertunjukan. Namun rasa iba Pino
menggerakkannya untuk naik panggung tanpa pikir panjang. Pemilik pertunjukan
marah.
Orang-orang yang hadir berniat melemparnya ke api, tapi Pino
mengeluarkan jurus kejujuranya. "Kasihan aku, kalau aku dilempar, papaku
di rumah sudah tua."
Orang-orang berbalik arah. Bukan membuang, malah memberinya
uang.
Dalam film Oliver Twist, seorang bocah bernama Oliver
menemukan jalan hidupnya bermodal kejujuran. Jujur tidak sekadar jujur, tapi
juga dibalut kepolosan untuk berkarakter sebagaimana adanya.
Ketika kali pertama masuk rumah penampungan, salah seorang
Tuan bertanya, "Apakah kamu yatim?" Dan dengan polosnya, Oliver
berani membalikkan pertanyaan, "Apakah yatim itu?"
Cerita Oliver masih panjang. Sama seperti Pinokio, keduanya
melawan ujian hidup dengan komunikasi yang jujur, serta karakter apa adanya,
yang polos namun menanam seribu keinginan.
Pembahasan ini, mengingatkan saya dengan hadist Nabi,
"aksaru ahlil jannah albulhu." Kebanyakan penduduk surga adalah orang
lugu. Ada tempat tersendiri bagi orang-orang lugu.
Di kalangan orang Arab, Badui termasuk orang-orang desa yang
lugu. Pernah seorang Badui kencing di dalam masjid. Seorang sahabat berniat
menghardiknya, tapi Rasul melarang.
Lebih ekstrem lagi, pernah seorang Badui berani melayangkan
pertanyaan yang sangat sensitif. (Para sahabat selalu senang ketika orang Badui
bertamu kepada Nabi. Mereka berani menanyakan sesuatu yang tidak mungkin
dilakukan para sahabat).
Badui bertanya, apakah Muhammad benar-benar utusan Allah.
Hingga pertanyaan siapa yang menciptakan langit. Sesuatu yang tidak
tersentuh, bisa dijangkau oleh orang-orang lugu.
Menjadi lebih asyik lagi ketika kita sampai pada kata
"goblok" yang sering dikeluarkan almarhum Bob Sadino. Begitu
bangganya pebisnis satu ini dengan kata "goblok". Sebab memang ada
keiatimewaan besar yang tidak dimiliki orang "pintar".
Lagi-lagi saya harus menceritakan teman saya yang sudah
berkali-kali saya selipkan di beberapa artikel. Teman saya yang hobi bisnis
ini, tau kalau dirinya "goblok". Katanya, "Aku itu ga pinter
kayak temen sekelasku. Makanya aku bangun jalanku sendiri." Akhirnya, saya
pun sering lihat jalan hidup dia yang kadang suka menerabas aturan, suka
bertanya konyol, suka mengide yang tidak normal.
"Goblok" bukan berarti goblok. Namun berpikir ala
Pinokio, Oliver dan orang-orang polos lainnya membuat kita buta seementara
dengan aturan umum, namun toh sampai tujuan.
Orang-orang "bodoh" bergerak ke sana ke mari dengan
kejujuran, kepolosan, serta keberaniannya. Mereka bukan orang pemberani
sebenarnya, mereka hanya terdorong bisikan hati tanpa mempertanyakan bagaimana
norma umum sesungguhnya.
Maka yang tidak pandai berenang, biasanya yang berani
melaut.
Jakarta, 17 April 2015
*Serunya menulis lewat smartphone