Naqib Najah lahir 18 Februari 1988. Memilih berdomisili di Yogyakarta sejak 2008. Mulai saat itu, menulis menjadi jalan utama baik dalam rangka aktualisasi diri mau pun untuk memenuhi kebutuhan finansial. Sempat tergabung dengan komunitas sastra. Menulis cerpen, beberapa di antaranya dimuat di Surabaya Post, Jurnal Nasional, Kedaulatan Rakyat, Suara Pembaruan, Lampung Post, dll. Setelah itu, beralih menjadi editor sambil nulis buku. Di antara yang sudah terbit, Jumpai Aku Ya Rasul (Best Media, 2010), The Secret of Doa (Mutiara Media, 2012), Ketika Amanah Berbuah Berkah sebagai co-writer. Sampai saat ini masih menulis artikel bisnis, esai bola, asistensi penulisan (co-writer), dan lain-lain. Seperti petani, semua orang butuh ladang untuk bertanam. Begitu pun, Paraqibma tidak ubahnya ladang tempat saya bercocoktanam.
Banyak dosen yang tidak mempunyai waktu untuk menulis, padahal, mereka punya materi yang sangat bermanfaat.
Saat ini buku sudah dilirik sebagai media dokumentasi hidup yang sangat positif. Anda butuh penulisan biografi?
Ini dia pertumbuhan biaya hidup di kota pelajar ini. Pengin tahu lebih lanjut?
Januari 2014 lalu saya beserta tim membuat esai foto menyoroti pembangunan hotel dan tingkat kemacetan....
Iklan dengan bentuk video ternyata terkesan beda. Banyak orang melakukan hal ini, tapi... berapa sih biayanya?